Sepertiga Malam Terakhir Denganmu "IBU" | Sesungguhnya separuh surgaku ada di engkau, ibu. Kurang
lebih seperti itulah tutur manisku untukmu, di tahun itu, adalah tahun untuk membuktikan seberapa
sabarnya seseorang menerima ujian dari ALLAH, kisah ini ada hubungannya dengan kisah inspiratif Menciptakan Magnet Cinta Dari Seorang IBU.
Ujian yang memahamkan banyak hakikat
Di kala engkau masih bisa tersenyum, masih bisa berjalan,
dan masih bisa melihat senyum anakmu yang satu ini. Di awal itulah permulaan
ujian hadir di tengah-tengah keluarga besar ini.
Memory kala itu masih tersimpan sangat rapi dalam fikiranku,
engkau yang sakit karena gangguan syaraf otak, tak gentar memaksakan langkah
kaki untuk curhat, dan sujud di sepertiga malam dengannya, ALLAH TA’ALA, awal
mula sedikit ku coba paksakan niatku untuk membangunkanmu, dengan suara halus
nan lembut ku berkata “Ibu sayang, maukah sholat malam denganku, biar aku yang
jadi imamnya. “iya nak, ayo…Sebentar yah, ibu ambil wudhu dulu. “jawab ibu.
Gemercik Air Wudhu Menjadi Saksi Baktiku Padamu
Kala itu engkau masih kuat untuk melangkahkan kaki, meski
dengan perlahan engkau berjalan, ku di sampingmu menuntun untuk sampai ke
pancoran air wudhu itu, sambil engkau memelukku engkau berbisik, “Nak terima
kasih sampon jowo teng ibumu ini” Dalam bahasa Indonesia.. [Terima kasih sudah
bijak terhadap ibumu ini] . Njeh bu, /Iya bu…… “Jawabku.
Selesai wudhu ku tuntun kembali engkau ke karpet hijau yang
sudah ku siapkan rapi, beserta sajadah yang wangi, tak tahan air mata melihat engkau
yang sedang iqomah untuk sholat yang mesra ini. Takbir demi takbir, salam
menjadi akhir curhatan kita berdua, engkau angkat kedua tanganmu, namun aku
kurang mendegar doa apa yang terucap kala itu. Aku hanya berdoa untuk
kesembuhanmu kala itu.
Permintaan Yang Menggetarkanku Kala Itu
Saat penyakit mulai menggerogoti sebuah anggota tubuh,
seketika itulah engkau lumpuh tak berdaya, jalanpun tak bisa, mata pun sudah
tak bisa melihat, engkau meraba-raba tanganku sampai ke wajahku sambil berucap.
“Nak, maaf ya, ibu g bisa menemanimu sholat, ajari ibu dengan doa, ibu lupa. “Tutur Ibu. “Lalu kemudian kutuntun
dengan bacaan ayat qursi sampai 3x, hingga engkau tertidur.
Setiap harinya permintaan beliau seperti ini, minta di
tuntun dan di ajari doa-doa untuk bisa menenangkan, hingga membuatnya tertidur
pulas.
Namun ada pula permintaan yang membuatku gemetar, “Nak, ibu
lapar, suapin ya? Ibu hanya ingin di suapin kamu, g mau di suapin orang lain.
Begitulah permintaannya sambil membisikkan kata-kata itu di telingaku, “Iya bu,
ini aku ambil makanannya, di habiskan yah? “Jawabku….
Tak tega juga melihat engkau yang susah menelan makanan ini,
dengan bahasa yang lembut pun aku berucap, bu? Coba buka mulutnya, maaf ya bu,
aku masukkin tanganku agar bisa ketelan makanannya ini, dengan perlahan-lahan
ku masukkan tanganku lalu beliau berkata “Udah nak, jangan! Entar kamu jijik,
jorok. “tidak apa-apa bu? Sudah tugasku, asalkan engkau bisa kenyang dan enak
makan.
Setiap malamnya, setiap paginya beliau selalu berkata
seperti itu saat aku sedang menyuapinya, terima kasih pula untuk engkau ayahku
yang sudah handal menjadi chef di dapur setiap harinya, karenamulah aku bisa
belajar menjadi C.A.S [Calon Ayah Siaga].
Sampai kapanpun, peristiwa SepertigaMalam Terakhir Denganmu “IBU” Akan terus menjadi memory yang tak
terlupakan bagiku.
Pelajaran yang bisa di ambil dari kisah ini. “Baktilah
selama kedua orang tuamu masih ada, terutama kepada ibumu, dialah pejuang yang
hebat. “Love You….. Mother…. J
Semoga kisah inspiratif kali ini benar-benar ada manfaatnya bagi para pembaca kata mata hati.
0 comments:
Post a Comment